Pendapatan Nasional
1. Diketahui fungsi konsumsi: $$C=100+0,8Y_d$$ dengan pendapatan disposabel $$Y_d=Y - TX + TR$$, investasi $$I=50$$, pengeluaran pemerintah $$G=250$$, pajak $$TX=250$$, dan transfer subsidi $$TR=50$$.
Pendapatan nasional $$Y$$ dihitung dari identitas keseimbangan ekonomi: $$Y = C + I + G$$.
Langkah pertama, substitusi $$Y_d$$:
$$Y_d = Y - TX + TR = Y - 250 + 50 = Y - 200$$.
Substitusi ke fungsi konsumsi:
$$C = 100 + 0,8(Y - 200) = 100 + 0,8Y - 160 = -60 + 0,8Y$$.
Sehingga persamaan pendapatan nasional:
$$Y = C + I + G = (-60 + 0,8Y) + 50 + 250 = 240 + 0,8Y$$.
Selesaikan untuk $$Y$$:
$$Y - 0,8Y = 240 \\ 0,2Y = 240 \\ Y = \frac{240}{0,2} = 1200$$.
2. Jika pajak dinaikkan sebesar 150, pajak baru:
$$TX_{baru} = 250 + 150 = 400$$.
Pendapatan disposabel baru:
$$Y_d = Y - TX_{baru} + TR = Y - 400 + 50 = Y - 350$$.
Fungsi konsumsi baru:
$$C = 100 + 0,8(Y - 350) = 100 + 0,8Y - 280 = -180 + 0,8Y$$.
Persamaan pendapatan nasional baru:
$$Y = C + I + G = (-180 + 0,8Y) + 50 + 250 = 120 + 0,8Y$$.
Selesaikan untuk $$Y$$:
$$Y - 0,8Y = 120 \\ 0,2Y = 120 \\ Y = \frac{120}{0,2} = 600$$.
3. Interpretasi:
Pendapatan nasional awal adalah 1200.
Ketika subsidi diberi (TR=50), pendapatan nasional meningkat.
Namun, ketika pajak dinaikkan sebesar 150, pendapatan nasional turun menjadi 600.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pajak menurunkan pendapatan nasional karena mengurangi pendapatan disposabel dan konsumsi masyarakat, sementara subsidi meningkatkan pendapatan disposabel dan konsumsi.
Jadi, kebijakan fiskal seperti subsidi dan pajak memiliki efek langsung pada tingkat pendapatan nasional.